Ajaran dan Naskah Serat Dewa Ruci

Serat Dewa Ruci ini dipenuhi dengan ajaran kerohanian yang berkaitan dengan pencarian jati diri seorang manusia berdasarkan kepada beberapa penulisan yang salah satunya dikarang oleh Yasadipura I. Yasadipura I ini diduga adalah guru tidak langsung kepada pujangga Ranggawarsatita dari Kesunanan Surakarta.

Cetera Dewa Ruci ini dijadikan rujukan oleh para dalang Jawa dan para penglipur lara moden. Mereka akan merujuk kepada penulisan Yasadipura I yang hidup semasa zaman Pakubhuwono III (1749-1788) dan Pakubhuwono IV (1788-1820). Yasadipura I sendiri diberikan jolokan sebagai pujangga 'penutup' Kedatuan Surakarta. Beberapa naskah moden Dewa Ruci dalam bentuk cetakan antara lainnya adalah seperti berikut:
  • Serat Dewa Ruci cetakan pertama yang diterbitkan oleh Mas Ngabehi Kramapavira tahun 1870, dicetak oleh Percetakan Van Dorp Semarang dengan aksara Jawa.
  • Serat Dewa Ruci berbahasa Jawa dan beraksara Jawa tulisan Mas Ngabehi Mangun Vijaya diterbitkan oleh Tan Khoen Swie di Kediri pada tahun 1922.
  • Cerita Dewa Roetji yang dimuat dalam majalan Belanda Djawa pada tahun 1940 dengan penyumbangnya adalah R.M. Poerbatjaraka.
  • Serat Dewa Ruci Kidung dari Bentuk Kakawin yang diterbitkan oleh Penerbit Dahara Prize Semarang pada tahun 1991, berhuruf Latin berbahasa Jawa dan terjemahannya berbahasa Indonesia secara tekstual. Dalam versi ini, penulisnya hanya diberikan nama Pujangga Surakarta.
Rujukan Lanjut
  • Purwanto Heri, Dewa Ruci, Album Kisah Wayang: Belajar Menyusun Kisah Wayang, 31 Disember 2016 (blogspot)